My World in Ara

Nah, kali ini saya akan sharing sedikit tentang buku yang berisi surat-surat Sang Bapak Proklamator kita yaitu Ir. Soekarno ketika sedang mempelajari dan memahami nilai-nilai Islam. Ir. Soekarno memang secerdas itu di masa orang-orang lain hanya terus terbawa arus. Beliau merupakan orang yang 100% merdekanya. Bukan hanya raganya, lisannya, namun benar-benar bagian terkecil dirinya pun bisa dibilang merdeka. Speechless  dijamin.

Sumber : Google Pics Karena di tempat ini, Jika tidak munafik, tidak napas Maka tawa palsu Pujian dusta Janji kosong Semua sudah biasa Sesama kawan saling bergunjing Saking serunya sampai berlomba Tidak ada sejoli Tidak ada teman setia

   Sumber : Google Pics Seorang remaja bertanya, Hai, Kak, benarkah kita sudah merdeka? Tentu saja, jawabku Mengapa? Dia membisu, namun bulir air matanya bicara

Sumber : Google Pic Kita ada di tahun... Di mana kabar duka bukanlah barang langka Di mana sirene rasanya selalu bergema Kapankah pandemi kali ini akan mencapai epilog?

Sumber : Google Pic Bibirmu enteng bilang merdeka? Saat para pemimpin membatasi bacaanmu, namun kau malah 'iya-iya' saja? Kepalan tanganmu teguh bilang merdeka? Saat orang yang sama membatasi pergaulan sosialmu, namun kau masih nurut saja?

Gambar 1. Novel Pulang Nah, kali ini aku akan sharing sedikit tentang novel karya Leila Chudori berjudul Pulang , yang rupanya ada sedikiiit kaitannya dengan buku beliau juga yang berjudul Laut Bercerita . Sebenarnya nyaris speechless ketika baca buku ini. Menurutku rating untuk buku ini sedikit di bawah Laut Bercerita , namun tetap saja ini karya yang sangat luar biasa.

Ingin sekali bertanya, "apa kabar diri?" tanpa dijawab dengan dusta

Sumber : Google Pics First time bahas ginian di post yak.. karena memang lagi tertarik sama skincare setelah sekian lama acuh :) sebenernya ini sangat late post sih karena sudah lama ditulis, tapi lagi pengen diposting aja. Setelah resmi menjadi wanita, baru di umur 20-an aku betul-betul peduli sama perawatan wajah. Memang telat banget sih, tapii daripada ga sama sekali kan ya.

  Kali ini aku akan bahas tentang buku yang direkomendasikan oleh temanku, yang ternyata sangatt superbe namun di sisi lain miris juga isinya T_T Buku ini berpusat pada seorang wanita bernama Kim Ji-Yeong yang lahir pada tahun 1982 (sesuai judul, ditulis oleh Cho Nam Joo). Tokoh Kim Ji-Yeong merefleksikan dengan sangat baik gambaran wanita masa kini dari satu sisi perspektif masyarakat.

Sumber : Google Pics Sore itu... Gemerincing rantai memecah sunyi Diiringi bunyi roda plastik membentur bebatuan Tep tep tep.. Samar-samar terdengar langkah kaki kecil Nyaris tak terdengar

Sumber : Google Pics Kita di sini sibuk membuang menit Tanpa sadar di belahan bumi lain Atau bahkan di dekat kita Ada yang sibuk meregang nyawa Melafalkan keselamatan dalam doa Dengan hati pasrah dan sedikit putus asa Berharap semoga ini berakhir bahagia Entah itu masih di sini, atau sudah waktunya pergi