My Mini Research - Iodine Clock
Nah, kali ini aku akan sedikit spoiler tentang penelitian yang lagi kulakukan di musim liburan T_T.
Hmm kalian pernah dengar percobaan kimia yang disebut Iodine Clock? Kalau belum, simak tulisan berikutnya. Kalau sudah, baca tulisan berikut ya. Apasih -_-
Bagi peneliti dengan level newbie seperti aku, sekecil apapun percobaan yang dilakukan, masih tetap terasa sulit dan banyak gagalnya pula. Walaupun sekarang sudah 'cukup' berhasil, huehehe :3
Iodine clock ini, reaksi melepas I2 pada suatu reaksi kimia. Reaksi ini diawali dengan larutan bening dan menghasilkan larutan yang biru-hitam pekat, saking pekatnya cahaya tidak tembus.
Hmm kalian pernah dengar percobaan kimia yang disebut Iodine Clock? Kalau belum, simak tulisan berikutnya. Kalau sudah, baca tulisan berikut ya. Apasih -_-
Bagi peneliti dengan level newbie seperti aku, sekecil apapun percobaan yang dilakukan, masih tetap terasa sulit dan banyak gagalnya pula. Walaupun sekarang sudah 'cukup' berhasil, huehehe :3
Iodine clock ini, reaksi melepas I2 pada suatu reaksi kimia. Reaksi ini diawali dengan larutan bening dan menghasilkan larutan yang biru-hitam pekat, saking pekatnya cahaya tidak tembus.
Untuk bahan-bahan yang digunakan antara lain bubuk Kalium iodida (KI), larutan Na2S2O3 0,01 M, bubuk amilum, larutan H2O2, dan larutan H2SO4 (bisa juga pakai asam lain, berfungsi sebagai buffer pH). Apa itu buffer? Googling aja yah, haha.
Cara membuatnya tidak langsung dicampur semua, melainkan dipisah di wadah larutan A dan larutan B.
Pada larutan A, dibuat larutan dengan volume total 150 ml yang mengandung KI, 75 ml Na2S2O3, dan amilum, dan sisanya aquadest. Untuk jumlah KI sendiri bisa divariasikan untuk memperlambat atau mempercepat reaksinya.
Pada larutan B, dibuat larutan dengan volume total 100 ml yang terdiri atas 25 ml H2O2, 20 ml H2SO4, dan aquadest 55 ml. Konsentrasi asamnya juga bisa divariasikan untuk mengatur waktu reaksinya.
Kenapa ya larutannya perlu dipisah? Karena kalau Na2S2O3 bercampur dengan asam duluan, maka akan terbentuk endapan sulfur dan SO2. Jadi setelah dibuat di masing-masing wadah, keduanya baru dicampurkan dan diukur waktunya.
Bahan untuk iodin clock yang kami gunakan ini disimpulkan setelah berkali-kali-kali gagal percobaan. Awalnya aku dan partner ku (sebut saja Mawar), menggunakan bahan yang bermacam-macam, mulai dari iodin, asam sitrat (tapi gak ada bahannya), natrium sulfat, natrium sulfit, dll dll dll.
Hais berat ya bahasanya? Bikin pusing. Mending kita lihat video berikut. Satu-satunya percobaan yang sempat kami rekam.
Direkam oleh : Bang Anime
Nah, pada cuplikan video itu, larutan berubah dari bening menjadi biru yang sangat gelap selama 1 menit 15 detik. Waktunya bisa diatur sesuai konsentrasi larutan yang digunakan. Setidaknya, selama beberapa hari ini kami melakukan ± 20-an lebih kali percobaan, dan gak jarang gagal -_-
Ini saat awal-awal masa keberhasilan ^_^ |
Ohya, kenapa ya larutannya bisa jadi gelap? Itu karena I2 bereaksi dengan amilum. Karbohidrat kalau kena iodin jadi biru kan? Nah begitu pula ini. Bedanya ini lebih banyak zatnya yang bereaksi, makanya jadi lebih gelap.
Bahagiaa rasanya saat pertama kali larutannya sukses jadi gelap. Karena sebelum-sebelumnya selalu gagal, bahkan ada percobaan yang sudah dianggap gagal, tiba-tiba berhasil menjadi gelap pada waktu yang entah berapa lama -_-
Untuk kegunaan dari penelitian ini, sebenarnya dia tidak berdiri sendiri melainkan bagian dari riset lain yang lebih kompleks. Namun untuk menjaga kerahasiaan, tidak kupaparkan di sini, hehe.
Cukup sekian ya post ku kali ini, kalau ada perkembangan bisa dilanjutkan di post berikutnya.
Terima kasih telah membaca tulisan ini ^_^
Cukup sekian ya post ku kali ini, kalau ada perkembangan bisa dilanjutkan di post berikutnya.
Terima kasih telah membaca tulisan ini ^_^
mantaappp wal
ReplyDeletemantap wal
ReplyDeletemau takarannya dong kak^^
ReplyDeletedengan siapa ini??
Delete