Bina Desa HMTK Tahun 2016 (Part I)


Yap...
Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku dalam mengikuti kegiatan bina desa HMTK, kegiatan yang baru pertama kali diadakan dalam himpunan ku tercinta :*

Bina desa diadakan oleh Divisi Riset dan Teknologi, khususnya oleh PJ nya, seorang lulusan dari SMA favorit, dibantu dengan teman-temanku yang luar biasa,. Aku melihat sendiri, bagaimana upayanya agar bina desa ini benar-benar bisa terlaksana. Ternyata gampang-gampang susah-susah-susah. Bahkan, memilih desa yang akan dibina pun butuh waktu berbulan-bulan dan survey berkali-kali. Opsi untuk desanya ada beberapa, tapi yang kuingat hanya di Lempake dan Makroman.

Aku ikut dalam salah satu survey nya, yaitu di Lempake. Dan menurutku, Lempake itu masih kota banget. Maksudku, masih sangat terjangkau kehidupan di perkotaan dan belum wajib untuk dibina. Waktu itu, PJ-nya sangat minim gambarannya mengenai bina desa itu akan seperti apa, pelaksanaan programnya seperti apa, akan diadakan tepatnya di mana. Pokoknya, ide bina desa ini bagiku terlalu besar untuk kami, tapi bukan berarti tidak mungkin ya <buktinya sekarang terlaksana kan ;)>

Setelah rapat berkali-kali dan diskusi berpuluh-kali, akhirnya diputuskanlah desa yang akan dibina (aku lebih suka menyebut abdi desa sih daripada bina desa) berlokasi di RT. 9 di Makroman.

Nah, sewaktu survey ke RT. 9 ini aku ikut pada salah satu survey-nya. Ternyata lokasinya tergolong cukup jauh dari perkotaan. Keadaannya pun masih desa banget dengan rumah yang jaraknya berjauhan, perkebunan luas, dan pohon rindang terhampar di sepanjang mata memandang.

Tim Survey Bina Desa fotbar sama Pak... (lupa nama hehe), Pak-pak baik yang bagi-bagi buah naga gratis

Dan, sewaktu survey, seringkali terasa sedihnya melihat sebagian penduduknya tidak terlalu memandang penting pendidikan dan tidak mendapat kehidupan yang layak. Mata pencaharian utama penduduknya adalah berkebun dan beternak. Namun sepertinya, hasil kebun dan ternak itu belum dimanfaatkan dengan benar agar memberi nilai tambah yang lebih. Di Makroman, sebagian besar lahannya dijadikan kebun singkong. Terkadang ada yang memiliki lahannya sendiri, namun ada juga yang hanya menyewa tanah atau bekerja sebagai tukang kebunnya.

Sepertinya baru ini yang dapat kukisahkan. Mengenai program lanjutannya, di post selanjutnya ya...

Terima kasih telah membaca tulisan ini ^_^

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengatasi Kembung pada Kelinci

Menggambar Teknik (Part I)