Praktikum Kimia Analitik - Road to Kimia Organik
Hari ini hari terakhirku menjalani praktikum kimia analitik. Kalian tahu? Setelah menjalani sekian dan sekian praktikum, aku mulai jenuh dengan rutinitas ini. Responsi, asistensi, post test, hal-hal itu yang paling identik dengan kata praktikum.
Aku masih ingat satu hal. Di hari menjelang hari pertama praktikum, aku begitu bersemangat untuk menjalaninya. Bahkan, aku benar-benar mempersiapkan segalanya, prosedur, alat, bahan, sungguh kuhapal sampai ke titik-komanya (alay ya -_-). Laporan dapat kuselesaikan kurang dari dua hari.
Namun di titik ini, membuka buku penuntun praktikum pun aku sangat malas, apalagi menghapal. Jadi selama menjawab soal-soal responsi, aku hanya mengandalkan nalar dan keberuntungan (kalo soalnya mudah ya Alhamdulillah). Aku hanya bersemangat pada saat praktikum, mengutak-atik alat-alat lab, melihat reaksi-reaksi yang terjadi, hingga melontarkan pertanyaan pada asisten.
Sayangnya, pada praktikum kali ini ilmu yang kudapat rasanya tidak sebanyak seperti yang kudapat pada Praktikum Kimia Dasar di semester 1. Mengapa? Setiap aku bertanya selama praktikum, asisten praktikum pada umumnya tidak mau menjawab dengan alasan hal tersebut harus kita cari tahu sendiri. Aku tak menyalahkan mereka. Hanya saja hal ini membuat aku sangat sulit memahami apa yang sedang kulakukan, apa tujuan dari semua prosedur ini, dan apa yang membuatku harus mempelajari ini.
Di hari terakhir ini aku begitu kecewa (maaf ya gak bisa jelasin kenapa). Aku betul-betul lemas saat mendapati kabar itu. Jadi sebelum praktikum, rasanya aku amat tidak bersemangat untuk menjalaninya.
Nah, pada kali terakhir menjalani praktikum ini, aku melakukan suatu hal yang tidak cocok dengan image ku yang malas dimarahi asisten. Setelah praktikum selesai, aku bersama teman sekelompokku memanaskan semua tabung reaksi yang mengandung berbagai campuran larutan untuk mengetahui reaksi yang ditimbulkan (walaupun tidak ada di perintah prosedur). Ada larutan yang tidak berubah, ada yang berubah warna, dan ada yang menjadi ledakan kecil. Aku merekam semuanya. Tapi sungguh, meskipun tahu kami akan dimarahi oleh asisten, aku benar-benar bersemangat dan tidak peduli apa yang akan terjadi ke depannya. Bahkan setelah diingatkan oleh rekanku yang lain, kami tetap memanaskan semua tabung itu hingga seorang asisten datang dan memarahi kami (aku memang gila ya -_-).
Tabung reaksi yang dipanaskan :)) |
Rekanku yang tidak ikutan bertindak bodoh ini merasa ketakutan. Aku jadi merasa bersalah, sih. Bagaimanapun, itu semua juga sebagian dari ulahku. Tapi ya sudahlah, sudah berlalu juga.
Setelah pemaparan panjang menjelang penyusunan laporan resmi, kami bertiga sebagai Kelompok 4 disuruh maju ke depan dan ditanya mengapa berbuat begitu. Hanya pelaku utama yang menyahuti semua pertanyaan. Lagi pula, memang dia yang berbuat semuanya, aku hanya bantu ketawa dan bantu merekam kok :D
Setelah itu, kami disuruh bersih-bersih laboratorium. Menyebalkan. Tapi ya memang salahku, eh, salah kami berdua. Temanku yang tidak bersalah tetap mau ikut membantu meskipun sudah dilarang. Jadi lah kami membuang sampah, membersihkan debu, dan menyapu lantai lab.
Meskipun secara keseluruhan aku cukup dipermalukan, aku cukup senang di akhir hari ini (meskipun sempat bete berat -_-). Praktikum kali ini cukup berkesan dan menyenangkan, tidak seperti praktikum yang sebelumnya, datar dan membosankan.
Hanya satu hal yang kukhawatirkan, di depannya kami menghadapi Praktikum Kimia Organik, mata kuliah yang aku sangat tidak pahami. Di sisi lain, dengan kelompok baru, aku harus betul-betul berjuang, Let's Fighting!
Berjuang bersama itu indah, tapi berjuang sendiri itu menyedihkan :')
Sekian ceritaku hari ini, terima kasih sudah membacanya ^_^
Eaaaaaakkkk
ReplyDelete