Sst...



Lagi-lagi terdengar suara itu. Suara yang, cukup sulit kutirukan. Seperti suara ritsleting tas yang dibuka dan langsung ditutup lagi. Ini ke sekian kalinya aku mendengar suara itu. Jika sebelumnya, aku berasumsi itu suara orang yang sedang membuka dan menutup tas nya, maka sekarang aku cukup yakin.

Bukan manusia yang membuat suara itu.
********

Malam itu hawa terasa lebih dingin dari biasanya. Benarlah, bintang-bintang tertutupi oleh awan, menandakan tak lama lagi akan hujan. Aku memasuki Mushalla Ar-Rasyid bersama temanku, Fitri. Karena waktu itu sudah magrib, kami segera berwudhu bergantian meskipun dengan pencahayaan kurang. Fitri lebih dulu selesai dan langsung memasuki mushalla. Setelah sholat, kami duduk melepas kepenatan setelah seharian bekerja di lab. Kesunyian Fakultas Teknik di Universitas Mulawarman pada malam kali ini cukup kelewatan. Tidak ada seorang pun kecuali kami. Akhirnya kami keluar mushalla dan dengan malas memakai sepatu.

Dengan ragu, aku memulai percakapan. "Fit.." panggilku. "Apa?" Fitri menyahut malas. "Kamu dengar gak suara tadi?" tanyaku. "Suara apa?" Fitri menoleh kepadaku cepat.

"Ehm, itu, suara ritsleting tas yang ditutup dan dibuka cepat-cepat, dari balik tabir tempat laki-laki sholat. Aku sudah sering dengar," aku berkata sambil menerka-nerka dalam hati.

"Hah, bukannya tadi cuma ada suara pintu digeser karena ada yang masuk?" tanya Fitri dengan wajah bingung.

Aku mulai khawatir. Kenapa suaranya bisa beda? Tadi ada orang, kan? Aku yakin meski tidak ada bayangan orang sholat terlihat dari tabir, tapi tadi terasa benar-benar ada orang kok. Perdebatan kami berlangsung beberapa saat dan berakhir dengan keraguan di antara kami. Akhirnya kami memutuskan kembali ke lab melalui bangunan lab yang hanya memiliki satu lampu nyala dan gedung sekretariat yang benar-benar gelap gulita. Baru beberapa langkah berjalan, kami mendengar ada suara nyaring dari belakang.

"SSSTT."

Kami langsung tancap lari. Entah suara apa pun itu, intinya kami dipenuhi rasa takut. Namun aku segera berhenti dan bilang kalau itu sepertinya hanya suara orang yang iseng mengerjai kami. Meskipun aku sendiri tidak yakin.

"Sst. Sst. Sst..."

Suara itu terdengar berulang-ulang. Fitri sudah beberapa langkah lebih jauh dari aku. Asalnya suara itu sih seperti dari gedung sekretariat bagian atas. Tapi, di situ benar-benar gelap dan tidak mungkin ada orang. Ah, mungkin dia bersembunyi di tempat tergelap, pikirku. Dengan langkah bak jagoan alias pembualan aku terus menyusuri jalan dengan kedua tangan tenggelam dalam kantong jaket. Suara itu telah berhenti. Takut dan penasaran, namun sepertinya rasa takut lebih mendominasi. Aku menolehkan kepala sekali lagi. Dan ya, benar-benar gelap dan sepi.

Saat aku memalingkan wajah ke depan, aku menabrak sesuatu yang hampir membuatku menjerit. Oh, ternyata hanya Fitri yang tertabrak.

"Hei, kok berhenti?" tanyaku pada Fitri yang berdiri menghadap ke kanan jalan. Fitri diam saja, tapi matanya memandang lurus ke arah itu. Aku akhirnya mengikuti pandangannya, ke arah lorong gelap di antara dua gedung lab. Aneh, tidak ada apa-apa yang pantas diperhatikan di situ.

"Sepertinya..." tiba-tiba Fitri mengeluarkan suaranya, agak parau. "Sepertinya tadi memang bukan manusia."

"Hah.. maksudmu?" tanyaku kaget.

Dari lorong gelap itu teman kami, Rizqi, tiba-tiba muncul dan mentertawai kami. Huh, sepertinya dia yang tadi iseng mengerjai kami. Aku pun segera lupa dengan perkataan Fitri tadi. Dengan sebal kami mengata-ngatainya sambil meneruskan berjalan ke lab. Betapa jengkelnya aku sukses dikerjai seperti itu. Menyebalkan, membuatku terlihat pengecut.

Ketika kami hampir sampai di depan lab, terdengar suara "Sst," lagi dari belakang, kali ini lebih pelan. Sontak kami bertiga saling melontarkan pandangan heran, lalu menoleh ke arah gedung sekre yang sekarang sudah cukup jauh. Dan yang kulihat, hanya sesosok gelap yang berjalan perlahan masuk kembali ke sekre.

#Based on Real Story# meski ada fiksinya ._.v

Comments

Popular posts from this blog

Mengatasi Kembung pada Kelinci

Menggambar Teknik (Part I)