Entah
tentang kamu dan rindu, juga kita
tampak jelas jejak-jejak rindu,
juga ketidakpekaan masing-masing dari kita
aku pria biasa yang sering memandangmu dari kejauhan
sekedar mengagumimu,
aku pria biasa yang sering memandangmu dari kejauhan
sekedar mengagumimu,
atau mungkin
tak sadar mencintaimu
aku juga pria perindu
yang menatapmu tak pernah cukup sekali
entah berapa pena juga kertas
menuliskan mu tak pernah puas
Sampai kopi berbahasa, menyebutku
akulah penyeduh yang tersesat rasa
sangsi antara menunggumu,
tak sadar mencintaimu
aku juga pria perindu
yang menatapmu tak pernah cukup sekali
entah berapa pena juga kertas
menuliskan mu tak pernah puas
Sampai kopi berbahasa, menyebutku
akulah penyeduh yang tersesat rasa
sangsi antara menunggumu,
atau melepaskanmu
Bantar gebang, 13 agustus 2016
Bantar gebang, 13 agustus 2016
Ditulis oleh : Cupik
Comments
Post a Comment